Warga Harapkan Perbaikan Jalan Desa Neglasari yang Sudah Rusak Bertahun-tahun

Kondisi jalan di Kampung Sukamulya, Desa Neglasari, Kecamatan Agrabinta, Kabupaten Cianjur, tampak rusak parah dan berlumpur setelah diguyur hujan. Jalan sepanjang sekitar 5 kilometer itu menjadi satu-satunya akses penghubung antara Desa Bunisari dan Desa Mulyasari.

Wartacianjurnews.com – Kondisi jalan di Kampung Sukamulya RT 12 RW 06, Desa Neglasari, Kecamatan Agrabinta, Kabupaten Cianjur, kini memprihatinkan. Jalan sepanjang sekitar 5 kilometer yang berstatus jalan desa itu sudah lama tidak diperbaiki dan kini kembali menjadi jalan tanah.

Pantauan di lapangan, sebagian besar ruas jalan terlihat berlubang, bergelombang, dan dipenuhi genangan air ketika hujan turun. Di beberapa titik, jalan bahkan tertutup lumpur sehingga sulit dilalui kendaraan roda dua maupun roda empat. Warga yang melintas sering kali harus berhati-hati agar tidak tergelincir.

“Kalau musim hujan, jalannya becek dan licin. Anak-anak sekolah sering jatuh kalau berangkat pagi. Kami sudah terbiasa dorong motor kalau pulang sore,” ujar Dedi (40), warga setempat yang setiap hari melewati jalan itu untuk ke ladang.

Kondisi jalan di Kampung Sukamulya, Desa Neglasari, Kecamatan Agrabinta, Kabupaten Cianjur, tampak rusak parah dan berlumpur setelah diguyur hujan. Jalan sepanjang sekitar 5 kilometer itu menjadi satu-satunya akses penghubung antara Desa Bunisari dan Desa Mulyasari.

Kepala Desa Neglasari, Nasihin atau yang akrab disapa Geheng, mengatakan jalan tersebut terakhir diperkeras pada tahun 2013 melalui program PNPM. Namun, seiring waktu, lapisan perkerasan jalan rusak dan kini kembali seperti semula.

“Sudah lebih dari sepuluh tahun belum ada perbaikan lagi. Sekarang jalannya tanah lagi, padahal jalur itu sangat penting untuk aktivitas warga,” ujar Geheng, Sabtu (25/10/2025).

Jalan tersebut merupakan akses utama penghubung antara Desa Bunisari dan Desa Mulyasari, sekaligus digunakan warga untuk berbagai kebutuhan seperti pendidikan, kesehatan, pertanian, dan ekonomi sehari-hari.

Namun, keterbatasan anggaran desa menjadi kendala utama dalam upaya perbaikan. “Dana desa Neglasari hanya sekitar Rp800 juta per tahun, itu pun sudah termasuk potongan pajak. Anggaran tersebut harus dibagi untuk berbagai program lain seperti BLT DD, Bumdes, dan kegiatan pemerintahan lainnya,” jelasnya.

Pihak desa pun berharap adanya dukungan dari pemerintah kabupaten maupun provinsi agar jalan desa tersebut bisa segera diperbaiki, mengingat fungsinya sangat vital bagi masyarakat.

“Kalau mengandalkan dana desa, jelas tidak cukup. Kami sangat berharap ada bantuan dari pemerintah di atasnya,” pungkas Geheng. (dil)

Comment