Wartacianjurnews.com – Ironi pelayanan kesehatan kembali terjadi di Kabupaten Cianjur. Seorang lansia bernama Tati Rusmiati (75), warga Kampung Cisalak, Desa Sukawangi, Kecamatan Warungkondang, tak bisa mendapatkan pelayanan menggunakan BPJS Kesehatan meski iurannya dipotong rutin dari uang pensiunnya setiap bulan.
Tati yang mengalami sakit pada bagian pinggang dibawa keluarga ke RSUD Cianjur, namun pihak rumah sakit menyebut ruangan penuh dan tidak tersedia pelbet (brankar) bagi pasien baru. Satpam rumah sakit sempat menyarankan agar Tati menggunakan kursi roda, namun karena kondisinya tak memungkinkan duduk lama, ia terpaksa mencari rumah sakit lain.
“Kata satpam disuruh duduk di kursi roda, tapi saya nggak kuat, pinggang saya sakit. Pelbet juga nggak ada,” ujar Tati Rusmiati dengan suara lemah.

Keluarga kemudian membawa Tati ke RSDH Cianjur, berharap mendapatkan pelayanan. Namun di sana pun situasinya serupa, ruang IGD penuh, dan tidak tersedia tempat tidur pasien. Akhirnya, keluarga Tati meminjam pelbet dari ambulans desa yang kebetulan sedang parkir di area rumah sakit.
“Setelah pakai pelbet dari ambulans, kami disuruh nunggu di ruang pendaftaran. Tapi tidak ada tindakan apa-apa, katanya IGD penuh. Akhirnya kami pulang, dan ke rumah sakit swasta yang tidak melayani BPJS,” kata salah satu anggota keluarga.
Kondisi ini membuat Tati merasa kecewa dan putus asa.
“Percuma tiap bulan dipotong buat BPJS, tapi pas sakit malah nggak bisa dipakai. Kalau begini, sia-sia saya bayar.” ujar Tati dengan nada getir.
Kasus yang menimpa Tati Rusmiati menambah daftar panjang keluhan masyarakat terhadap sistem pelayanan BPJS yang dinilai tidak berpihak pada rakyat kecil. Banyak warga mengaku tetap kesulitan mendapatkan perawatan meski menjadi peserta aktif. (dil)
Comment