Wartacianjurnews.com Cianjur – Setelah sempat viral di Media Sosial sejumlah pelajar SMP IT Pancuh Tilu yang berlokasi di Kampung Pancuh Tilu Desa Jayagiri Kecamatan Sindangbarang, tidak menggunakan sepatu saat bersekolah.

Bupati Cianjur Herman Suherman sambangi sekolah dan bagikan Sepatu,School Kit (Tas sekolah beserta buku dan peralatan tulis), Baju Olahraga serta Mebeulier (Bangku dan meja belajar), Selasa (12/12/2023).
Kedatangan Bupati Herman Suherman di SMP IT Pancuh Tilu, didampingi oleh Kadisdikpora Kabupaten Cianjur Ruhli Solehudin, Kabid SMP Disdikpora Helmi Halimudin serta Camat Sindangbarang Judi Adi Nugroho.
Bupati Herman Suherman mengatakan, kedatangannya di SMP IT Pancuh Tilu sebagai respon dari Pemerintah Kabupaten Cianjur khususnya terkait dengan IPM.
“Saya melihat di media sosial, bahwa di SMP IT pancuh tilu di kecamatan sindangbarang, anak anaknya disekolah tidak memakai sepatu, sementara pemkab cianjur kini sedang giat giatnya meningkatkan IPM,” kata Herman.
Untuk itulah, Lanjut Herman, Alhamdulillah hari ini saya bersama kadisdikpora kabupaten cianjur datang kesini membawa sebanyak 50 set sepatu, 50 tas sekolah dan kaos olahraga serta Meubelier.
Herman mengatakan, telah melihat langsung kondisi anak anak serta bangunan sekolah yang tidak layak.
“Tadi keluhannya ada 13 tenaga pengajar disini belum tercatat di dapodik, saya sudah perintahkan kepala dinas untuk dimasukan ke dapodik juga bangunan sekolah akan kita bangunkan tiga ruang kelas tahun depan,” ujarnya.
Sementara itu Kepala Disdikpora Kabupaten Cianjur Ruhli Solehudin mengatakan, kunjungan Bupati Cianjur ke SMP IT pancuh tilu merupakan bentuk nyata upaya pemerintah dalam mendorong peningkatan IPM.
“Alhamdulillah dengan adanya motivasi, semangat dan arahan pa bupati, bahwa kedepan KBM di SMP IT pancuh tilu dapat terselenggara sesuai peraturan dan regulasi, sehingga bisa dilaksanakan dengan nyaman, dengan harapan para siswanya bisa belajar dengan semana mestinya,” kata Ruhli.
Untuk diketahui, SMP IT Pancuh Tilu didirikan pada tahun 2020, oleh Ahmad Jamaludin seorang bekas guru SD honorer, dengan pembiyayaan sekolah dari hasil usahanya memproduksi sapu ijuk. Kondisi bangunan sekolah yang sederhana dengan jumlah rotal siswa sebanyak 75 orang yang hampir seluruhnya dari kalangan tidak mampu.
Taufik winata
Comment