Oleh: Fadilah Munajat
Wartacianjurnews.com – Di bawah langit biru Sindangbarang yang cerah, jalan utama Desa Muaracikadu dipenuhi iring-iringan kendaraan terbuka, lantunan sholawat, dan wajah-wajah penuh semangat. Para ibu duduk berdampingan di bak mobil pick-up, mengenakan pakaian terbaik mereka, sementara anak-anak melambai-lambaikan tangan dan remaja dengan ponsel di tangan mengabadikan momen. Suasana ini bukan sekadar pawai, melainkan potret kebersamaan dan cinta akan tradisi Islami yang mengakar.

Menyambut Tahun Baru Islam 1447 Hijriah, Pemerintah Desa Muaracikadu menggelar berbagai kegiatan bernuansa Islami selama tiga hari penuh. Kepala Desa, Surahman, menyebutkan bahwa sekitar 2000 warga turut serta dalam rangkaian acara yang meliputi khitanan massal, pawai akbar, qira’at, pidato, tahfidz, kaligrafi, adzan, kreasi seni Islam, hingga bazar murah Muharram.
“Kegiatan ini terselenggara berkat dukungan para donatur dan para pendukung dari luar. Antusias warga luar biasa. Kami ingin menyambut tahun baru Islam dengan penuh sukacita, tapi juga makna,” kata Surahman.
Pawai akbar yang tampak dalam foto adalah salah satu highlight kegiatan. Diiringi gema puji-pujian kepada Allah SWT, masyarakat dari berbagai usia tumpah ruah ke jalan. Tidak ada jarak antara tua dan muda, kaya dan miskin. Semua larut dalam suasana religius yang hangat, dengan semangat kebersamaan yang terasa nyata.
Salah satu ibu, Siti Maryam (49), yang duduk di bak terbuka bersama kerabatnya, menuturkan, “Kami datang dari kampung sebelah. Ini bukan sekadar perayaan, ini momen kami berkumpul, bersyukur, dan merasakan Islam secara nyata dalam kehidupan sehari-hari.”
Tak hanya menjadi perayaan spiritual, acara ini juga memberi dampak ekonomi. Melalui bazar Muharram, warga dapat membeli kebutuhan pokok dengan harga terjangkau sekaligus memberi ruang bagi pelaku UMKM lokal untuk bergerak.
“Harapan kami kegiatan seperti ini terus berlanjut. Selain memperkuat iman, juga mendongkrak ekonomi dan mempererat tali silaturahmi,” imbuh Surahman.
Semarak Tahun Baru Islam di Muaracikadu bukan hanya tentang seremoni. Ia menjadi wajah dari harapan, bahwa Islam yang hidup dalam masyarakat dapat hadir dengan gembira, membumi, dan tetap mengakar pada nilai sosial dan kemanusiaan. (*)
Comment