Pengawas SPPG Bantah Sayur MBG Berulat, Pernyataan Kontradiktif dengan Fakta di Lapangan

Sayuran brokoli dari dapur MBG Desa Sirnagalih, Kecamatan Sindangbarang, yang didistribusikan ke SDN Sindangbarang 3 ditemukan berulat. Akibatnya, makanan tersebut tidak dikonsumsi oleh para siswa.

Wartacianjurnews.com – Polemik terkait menu makan bergizi gratis (MBG) di SDN Sindangbarang 3 kembali mencuat setelah beredarnya video sayur berulat yang sempat didistribusikan ke siswa. Namun, pengawas SPPG Desa Sirnagalih, Kecamatan Sindangbarang, Nawa Nur Arif justru membantah keras kejadian tersebut.

Menurutnya, dapur MBG yang menjadi mitra SDN 3 Sindangbarang sudah lebih dari sebulan tidak pernah memasukkan brokoli dalam menu.

“Benar kalau SDN 3 Sindangbarang itu mitra dapur kita. Tapi sudah satu bulan lebih kita tidak pernah memakai sayur brokoli dalam menu MBG. Soal latar video itu saya juga kurang tahu di mana,” ujarnya, Jumat (3/10/2025).

Nawa menambahkan, jika ada kejadian terkait makanan, biasanya pihak sekolah akan langsung memberi tahu pihak penyelenggara. “Sampai sekarang sekolah belum ada komplain ke kami,” tegasnya.

Namun pernyataan itu justru bertolak belakang dengan fakta di lapangan. Kepala SDN 3 Sindangbarang, Suryadi, sebelumnya membenarkan adanya sayur berulat yang sempat dikirim ke sekolahnya sekitar tiga minggu lalu. Bahkan, ia memastikan makanan tersebut tidak sampai dikonsumsi oleh para siswa.

Kontradiksi antara pengawas dan pihak sekolah ini memunculkan dugaan adanya upaya menutup-nutupi masalah. Publik pun mempertanyakan transparansi penyelenggara MBG, terlebih program tersebut merupakan prioritas pemerintah pusat yang seharusnya dijalankan dengan serius dan penuh tanggung jawab.

Kasus ini mempertegas lemahnya pengawasan distribusi menu MBG di lapangan. Jika benar tidak pernah ada sayur brokoli dalam menu selama sebulan terakhir, maka video yang beredar harusnya mudah diverifikasi. Tetapi hingga kini, pihak pengawas belum menunjukkan bukti yang membantah kejadian tersebut.

Sementara itu, orang tua murid menilai pernyataan pengawas terkesan menghindar dari masalah. “Kalau tidak ada, kenapa di video jelas ada ulat di sayur yang diakui berasal dari dapur MBG?” ungkap salah seorang wali murid.

Polemik ini menambah catatan buruk pelaksanaan program MBG di Kabupaten Cianjur. Alih-alih menjadi solusi gizi anak sekolah, lemahnya kualitas bahan pangan justru dikhawatirkan membahayakan kesehatan siswa. (dil)

Comment