Mengais Harapan di Rumah Reyot, Kisah Bapak Dade Supriatna dan Keluarga

Keterangan Foto: Rumah tak layak huni milik Bapak Dade Supriatna di Kampung Pasir Gede, Desa Mekargalih, Ciranjang, Cianjur. Di rumah berdinding bilik bambu dan atap reyot inilah ia bersama istri dan anak-anaknya bertahan hidup, tanpa bantuan sosial dan penghasilan tetap.

Di sudut Kampung Pasir Gede, Desa Mekargalih, Kecamatan Ciranjang, Cianjur, berdiri sebuah rumah yang lebih layak disebut gubuk. Dindingnya dari bilik bambu yang sudah usang, atapnya bocor di sana-sini, dan lantainya beralaskan tanah. Di situlah Bapak Dade Supriatna (50) bersama istrinya, Tina Cucu, dan anak-anaknya yang masih kecil tinggal. Sebuah keluarga sederhana yang bertahan hidup di tengah keterbatasan, menggantungkan harapan pada kemurahan hati dan perhatian sesama.

Bapak Dade bukan tidak berusaha. Setiap hari, ia bekerja serabutan, kadang menjadi buruh tani, kadang menggarap sawah milik orang lain, menjadi kuli nyangkul saat musim panen tiba. Penghasilannya tak menentu, kadang besar, seringkali kecil, tapi tetap ia syukuri demi menghidupi keluarganya. Di usia yang tak lagi muda, dengan tenaga yang terbatas, Dade tetap memilih untuk bekerja keras daripada berpangku tangan.

Namun, sekuat apapun ia berusaha, beban hidup tak juga berkurang. Rumah yang mereka tempati jauh dari kata layak. Kamar mandi pun tak memenuhi standar kesehatan, apalagi kenyamanan. Ironisnya, dalam kondisi seperti itu, keluarga ini belum juga tersentuh bantuan sosial. PKH dan BPNT sudah beberapa kali diajukan, namun tak kunjung ada hasil. Padahal, jika bicara soal kelayakan, Bapak Dade dan keluarganya termasuk yang sangat pantas mendapatkan bantuan itu.

Keterangan Foto: Rumah tak layak huni milik Bapak Dade Supriatna di Kampung Pasir Gede, Desa Mekargalih, Ciranjang, Cianjur. Di rumah berdinding bilik bambu dan atap reyot inilah ia bersama istri dan anak-anaknya bertahan hidup, tanpa bantuan sosial dan penghasilan tetap.

Anak-anak mereka kini duduk di bangku Madrasah Ibtidaiyah (MI). Di tengah kesederhanaan yang nyaris tak memberi ruang untuk belajar dengan tenang, mereka tetap bersemangat mengejar cita-cita. Sebuah potret keluarga yang bertahan, dengan keyakinan bahwa nasib baik suatu hari akan berpihak.

Harapan mereka tak muluk-muluk. Hanya ingin memiliki tempat tinggal yang layak, agar anak-anak bisa tumbuh dengan aman dan sehat. “Semoga ini menjadi perhatian pemerintah, dan juga para dermawan,” ujar seorang warga yang mengenal keluarga Dade dengan baik. “Mereka benar-benar membutuhkan bantuan.”

Kisah Bapak Dade Supriatna bukan hanya tentang kemiskinan, tetapi juga tentang keteguhan, kesabaran, dan keyakinan bahwa harapan selalu ada. Kini, tinggal bagaimana kita, baik pemerintah maupun masyarakat yang peduli, mau menoleh dan merangkul mereka yang selama ini terpinggirkan.

Semoga tangan-tangan dermawan dan perhatian dari pemerintah dapat menjangkau keluarga ini. Agar mereka tak lagi harus berteduh di bawah atap bocor, dan anak-anaknya bisa tumbuh dalam rumah yang pantas disebut “rumah”. (Fadilah Munajat)

banner 1131x1600 banner 1131x1600 banner 1131x1600 banner 1131x1600 banner 1131x1600 banner 1131x1600 banner 1131x1600 banner 1131x1600 banner 1131x1600 banner 1131x1600 banner 1131x1600 banner 1131x1600 banner 1131x1600 banner 1131x1600 banner 1131x1600 banner 1131x1600 banner 1131x1600 banner 1131x1600 banner 1131x1600

Comment

banner 1131x1600