Wartacianjurnews.com – Setelah polemik soal iuran sukarela belum juga mereda, kebijakan baru di MAN 1 Cianjur kembali menuai sorotan. Para orang tua siswa memprotes langkah pihak sekolah yang tidak lagi memfasilitasi kegiatan ekstrakurikuler (ekskul) dan mengunci gerbang sekolah setiap Sabtu dan Minggu.
Langkah itu diklaim oleh Kepala MAN 1 Cianjur, Erma Sopiah, sebagai bagian dari instruksi Gubernur Jawa Barat yang menetapkan Sabtu-Minggu sebagai hari libur penuh bagi pelajar. Ketika dimintai konfirmasi, Erma menjawab singkat kepada wartawan, “Itu instruksi Gubernur Bapa,” sambil menunjukkan surat edaran yang masih dalam tahap perumusan.

Namun kebijakan itu dinilai berlebihan oleh sebagian wali murid.
“Kami sebagai orang tua tidak dilibatkan dalam keputusan itu. Anak-anak justru jadi kehilangan ruang pengembangan diri. Mengunci sekolah setiap Sabtu-Minggu itu terlalu lebay,” ujar salah satu wali murid yang enggan disebutkan namanya.
Kegiatan siswa seperti organisasi intra sekolah, persiapan lomba, hingga latihan ekskul yang biasa dilakukan di akhir pekan kini mandek. Para siswa pun merasa kehilangan ruang aktualisasi dan pembinaan karakter di luar jam pelajaran.
Sebelumnya, pihak sekolah juga menjadi sorotan akibat penolakan terhadap siswa yang belum melunasi iuran sukarela, dengan nilai pilihan mulai dari Rp2,5 juta hingga Rp3 juta. Kini, kebijakan penutupan sekolah di akhir pekan kembali menjadi batu sandungan dalam komunikasi sekolah dengan orang tua siswa. (Ben)
Comment