Wartacianjurnews.com – Di tengah gencarnya program peningkatan mutu pendidikan, nasib berbeda justru dialami oleh siswa dan guru di SD Negeri Majumulya, Desa Jatisari, Kecamatan Sindangbarang. Gedung sekolah yang rusak parah membuat proses belajar mengajar harus dilakukan secara bergantian, sementara harapan akan perbaikan bangunan tak kunjung terealisasi.
Meski sudah berkali-kali disurvei oleh dinas terkait, hingga kini belum ada tanda-tanda perbaikan dimulai. Kondisi ini memaksa pihak sekolah beradaptasi dengan segala keterbatasan.
“Sudah lama kami berharap ada tindak lanjut, tapi yang datang baru survei-survei saja. Anak-anak tetap harus belajar, jadi kami buat jadwal pagi dan sore agar semua bisa masuk,” ujar Kepala SDN Majumulya, Agus Rahadian, Senin (6/10/2025).
Bangunan sekolah yang berada di pelosok Kampung Sukamaju itu tampak memprihatinkan, dinding retak, atap bocor, hingga lantai yang mulai ambles. Namun, di balik kondisi tersebut, semangat para siswa tetap tak padam, bahkan ketika mereka harus menjalani Ujian Tengah Semester (UTS) di ruang seadanya.
“Kasihan anak-anak, tapi mereka tetap semangat. Kami hanya bisa berdoa semoga segera diperbaiki,” tambah Agus.

Ketua Komite Sekolah, Opik Sopian, menyebut pihaknya siap ikut membantu jika dibutuhkan gotong royong masyarakat untuk mempercepat proses perbaikan. Ia berharap pemerintah daerah bisa memberi perhatian lebih terhadap sekolah-sekolah di wilayah terpencil.
“Sekolah ini bukan hanya tempat belajar, tapi juga harapan masa depan anak-anak kami. Kami siap berpartisipasi, asal ada kejelasan dan kemauan dari pihak terkait,” katanya.
Kondisi yang dialami SDN Majumulya menjadi potret nyata tantangan pendidikan di pelosok Cianjur, di mana semangat belajar tetap menyala meski di tengah keterbatasan ruang dan fasilitas. (dil)
Comment