Oleh Fadilah Munajat
Wartacianjurnews.com – Airnya bening berkilau diterpa cahaya sore, seakan cermin yang memantulkan langit biru dan rimbun pepohonan di tepiannya. Inilah Sungai Cibala Leuwi Bunder, aliran air yang menjadi kebanggaan warga Desa Jayagiri, Kecamatan Sukanagara. Kedalaman sungai mencapai 50 meter, menyimpan misteri sekaligus kehidupan bagi ikan-ikan endemik yang tumbuh subur di dalamnya.
Ikan soro atau kancra menjadi primadona di sungai ini. Ukurannya bisa mencapai setengah kilogram, dan menurut warga, rasanya gurih serta khas. Namun, menangkap ikan di sini bukan perkara mudah. Ada aturan adat yang diwariskan turun-temurun: sebelum memancing atau menjala, harus ada ritual sederhana berupa sesajen rokok cerutu dan madat. Warga percaya, tanpa itu, kail tak akan disambut ikan.
Suasana semakin hidup ketika sore tiba. Beberapa warga tampak menyiapkan jala dan pancing, duduk tenang di tepian sungai yang dikelilingi batu-batu besar. Malam hari, heningnya hanya dipecah suara gemericik air dan riuh jangkrik, menjadi latar bagi para penjala yang sabar menunggu.

Kepala Desa Jayagiri, Wawan Sutiawan, menuturkan bahwa Sungai Cibala Leuwi Bunder bukan sekadar sumber ikan, tetapi juga warisan budaya dan ekologi.
“Di sini ada aturan adat yang dijaga. Ritual bukan hanya soal sesajen, tapi juga bentuk penghormatan kepada alam. Dengan begitu, keseimbangan sungai tetap terjaga dan ikan tidak habis,” ujarnya.
Keindahan sungai berpadu dengan tradisi membuat Leuwi Bunder tak hanya menjadi tempat mencari ikan, tetapi juga ruang kontemplasi, tempat manusia belajar bersahabat dengan alam.
Comment