Gotong Royong di Tengah Lumpur, Harapan Warga Pamoyanan untuk Jalan yang Lebih Baik

Keterangan Foto : Dengan alat seadanya dan semangat gotong royong, warga Desa Pamoyanan memperbaiki jalan rusak yang jadi nadi kehidupan dua desa. Di balik peluh mereka, ada harapan yang belum padam.

Wartacianjurnews.com – Suasana pagi itu di Desa Pamoyanan, Kecamatan Cibinong, tampak berbeda. Di tengah jalan tanah yang becek dan penuh batu, puluhan warga berkumpul, sebagian membawa cangkul, karung, dan alat seadanya. Mereka tak sedang menggelar acara, tapi bergotong royong memperbaiki jalan rusak yang telah lama mereka lalui dengan susah payah.

Keterangan Foto : Dengan alat seadanya dan semangat gotong royong, warga Desa Pamoyanan memperbaiki jalan rusak yang jadi nadi kehidupan dua desa. Di balik peluh mereka, ada harapan yang belum padam.

Jalan sepanjang 7 kilometer yang menghubungkan Desa Pamoyanan ke Cimaskara merupakan satu-satunya jalur utama bagi warga untuk pergi ke sekolah, pasar, hingga menuju pusat pemerintahan kabupaten. Namun, kondisinya memprihatinkan, berlubang, berlumpur, dan licin, terutama saat musim hujan datang.

“Kami bukan sedang demo atau menuntut. Kami hanya ingin jalan ini bisa dilalui dengan aman. Anak-anak pun biar bisa sekolah tanpa harus terpeleset,” tutur Agus Sutiawan, Kepala Desa Pamoyanan, sambil membantu menata batu di jalur berlubang.

Agus mengatakan bahwa warga sudah cukup lama menunggu perhatian dari pemerintah. Namun hingga kini, perbaikan belum juga datang. Padahal, jalan tersebut vital bagi kehidupan dua desa.

Bukan hanya para pria yang terlibat dalam kerja bakti, beberapa ibu-ibu juga terlihat memberikan dukungan dengan menyajikan makanan dan minuman untuk para pekerja. Kebersamaan mereka menggambarkan semangat yang tak pernah luntur meski infrastruktur tak memihak.

Subhan, salah satu tokoh pemuda desa, mengaku tak tega melihat warga harus terus-menerus melewati jalan rusak setiap hari.

“Bukan cuma soal kenyamanan, tapi keselamatan. Kami berharap pemerintah bisa lebih peka,” ujarnya dengan nada lembut.

Di tengah peluh dan lumpur, harapan itu tetap tumbuh. Bagi warga Pamoyanan, kerja bakti ini bukan sekadar memperbaiki jalan, tapi juga bentuk cinta mereka terhadap kampung halaman. Mereka percaya, dengan tangan sendiri dan hati yang tulus, perubahan pasti datang entah hari ini, atau nanti. (Fadilah Munajat)

Comment