Wartacianjurnews.com – Di Desa Karyabakti, Kecamatan Cidaun, Kabupaten Cianjur, nama Sunadi bukan hanya dikenal sebagai kepala desa, tapi sebagai sosok ayah, pelindung, dan panutan bagi banyak warganya. Tiga periode memimpin, Sunadi dikenal sebagai pemimpin yang tangguh, bijaksana, dan tetap sederhana di tengah ujian politik yang kadang menggoyangnya.

Tak jarang, namanya digiring dalam isu-isu miring oleh lawan politik. Namun, pria bersahaja ini tak pernah membalas dengan emosi atau serangan balik. Ia memilih menjawab semua itu dengan senyuman dan kerja nyata untuk masyarakat.
“Pak Sunadi mah teu loba omong, tapi terus kerja. Warga apal saha nu bener,” ujar Asep (43), warga Desa Karyabakti, dengan nada geram saat membicarakan kabar fitnah yang menyerang kepala desanya.
Alih-alih membuat warga ragu, berbagai isu itu justru memperkuat posisi Sunadi di hati masyarakat. Dukungan terus mengalir, bahkan banyak yang terang-terangan mengecam pihak yang mencoba menjatuhkannya.
Selama masa kepemimpinannya, Sunadi dikenal gencar mendorong program pemberdayaan ekonomi warga, pembangunan infrastruktur desa, dan kesiapsiagaan bencana. Pendekatannya yang humanis dan langsung turun ke lapangan membuatnya mudah diakses oleh siapa saja, dari petani hingga tokoh masyarakat.
Uniknya, Sunadi juga dikenal dengan gaya kepemimpinan yang sangat membumi. Ia nyaris tak pernah mengenakan pakaian dinas saat berkantor. Justru ia sering terlihat hanya memakai celana pendek dan kaos oblong. Bukan karena tidak sopan, tetapi karena ia merasa malu jika tampil lebih “rapi” dibanding warganya yang kebanyakan hidup dalam kesederhanaan.
“Pak Kades mah sok sarua siga urang biasa, maké calana pondok jeung kaos oblong. Ceuk manehna, éra mun leuwih merenah ti warga,” ucap Dadan, seorang pemuda desa.
“Beliau selalu hadir kalau ada masalah. Bahkan waktu ada warga yang sakit tengah malam pun, dia ikut bantu urus ke puskesmas,” kata Siti (39), warga setempat.
Sunadi tak pernah meminta pujian. Baginya, jabatan hanyalah titipan, dan pengabdian adalah kewajiban. Itulah sebabnya, meski dihantam badai fitnah, dia tetap berdiri kokoh, karena kekuatan cintanya berasal dari warga. (Fadilah Munajat)
Comment