“Tak Ada Lagi Samen” Sepinya Akhir Tahun Ajaran di Cianjur

Keterangan Foto: Seorang pedagang mainan duduk termenung di depan halaman sebuah sekolah dasar negeri yang tampak sepi tanpa aktivitas. Tak ada hiasan, panggung, atau keramaian yang biasa terlihat saat perayaan kenaikan kelas atau samen. Kebijakan baru pemerintah yang meniadakan seremoni akhir tahun membuat suasana lengang dan turut berdampak pada para pedagang musiman.

Wartacianjurnews.com – Suasana ceria yang biasanya mewarnai akhir tahun ajaran di sekolah dasar kini sirna di sejumlah SD di Kabupaten Cianjur. Tradisi perayaan kenaikan kelas atau yang dikenal dengan sebutan samen, ditiadakan. Ini merupakan imbas dari kebijakan Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, yang meniadakan perayaan seremonial di sekolah-sekolah.

“Biasanya rame, anak-anak senang tampil, orang tua datang, sekolah penuh warna. Sekarang mah sepi, kaya hari biasa aja,” ujar Siti Rahma, guru di salah satu SD Negeri di Kecamatan Cianjur Kota.

Keterangan Foto: Seorang pedagang mainan duduk termenung di depan halaman sebuah sekolah dasar negeri yang tampak sepi tanpa aktivitas. Tak ada hiasan, panggung, atau keramaian yang biasa terlihat saat perayaan kenaikan kelas atau samen. Kebijakan baru pemerintah yang meniadakan seremoni akhir tahun membuat suasana lengang dan turut berdampak pada para pedagang musiman.

Kebijakan ini membuat akhir tahun ajaran terasa hambar. Tidak ada lagi gelak tawa siswa mengenakan kostum panggung, tak ada pentas seni, tak ada dekorasi meriah, bahkan tak ada pedagang mainan dan makanan yang biasa mengais rejeki di halaman sekolah. Siswa pun mengaku kehilangan momen yang mereka nantikan setiap tahun.

“Dulu saya tampil tari jaipong, sekarang pulang sekolah langsung libur, sedih sih,” kata Naila (11), siswa kelas 5, di salah satu sekolah di Kecamatan Gekbrong.

Kondisi ini juga berdampak pada para pedagang kaki lima. Yanto (43), penjual mainan keliling, mengaku pendapatannya turun drastis.

“Biasanya samen saya bisa bawa pulang lebih dari Rp500 ribu. Sekarang ngandelin jualan di pasar aja,” keluhnya.

Kebijakan ini memang bertujuan meminimalisir beban biaya pada orang tua dan mendorong efisiensi pendidikan. Namun bagi sebagian warga, samen bukan sekadar seremonial, melainkan ruang ekspresi dan kebahagiaan anak-anak.

Kini, tanpa samen, akhir tahun ajaran di Cianjur hanya menjadi catatan kalender biasa, tanpa selebrasi, tanpa sorak-sorai, tanpa kenangan yang semeriah dulu. (Fadilah Munajat)

Comment