Wartacianjurnews.com- Program ketahanan pangan di Desa Hegarmanah Kecamatan Karangtengah diduga adanya penyelewenggan.
MEMPERTANYAKAN, masyarakat Desa Hegarmanah Kecamatan Karangtengah memenuhi undangan audensi soal ketahanan pangan. (Dokumen, Istimewa)
Hal itu disoroti Masyarakat Hegarmanah (Amanah). Tindaklanjutnya dengan mempertanyakannya. Pemdes Hegarmanah kemudian mengundang untuk melakukan audensi terbuka yang dihadiri Camat Karangtengah Dony Herdyana, Kapolsek Karangtengah, Danramil dan unsur-unsur Forkopimcam Karangtengah lainnya.
Ketua Aliansi Masyarakat Hegarmanah (Amanah) Rohim mengatakan, pihaknya meminta penjelasan langsung dari Kades BPD Hegarmanah mengenai rincian anggaran, pengadaan domba hingga kerja sama dengan pihak ketiga.
Dalam tahapan pengelolaannya lanjut Rohim, ada dugaan perbedaan harga dalam pembelian domba yang disebut Rp2 juta/ekor.
“Padahal menurut informasi warga, harga di lapangan hanya berkisar Rp1 juta hingga Rp1,5 juta,” kata Rohim, Selasa 29 April 2025.
Selain itu, pihaknya juga mempertanyakan dana pengelolaan ketahanan pangan kerjasama antara pemdes dan pihak ketiga.
“Warga juga mempertanyakan kejelasan kerja sama pengelolaan dana tahun 2024 sebesar Rp331 juta yang melibatkan pihak ketiga,” ujarnya.
Kepala Desa Hegarmanah Asep Ramdan Nugraha mengatakan, pengadaan domba memang dilakukan melalui pihak ketiga sebagai evaluasi dari program sebelumnya yang dinilai kurang maksimal.
Adapun harga domba yang dipertanyakan menurut Asep, sudah sesuai.
“30 ekor domba disalurkan ke wilayah Babakan Bandung memang harganya Rp2 juta per ekor,” pungkasnya. (SP)
Comment