Herman Dicecar Dua Paslon Soal Tiga Pilar Budaya, Ibang Tak Berkutik 

Caption foto : DICECAR, Paslon 02 dan Paslon 03 kompak mengkritik Paslon 01 soal implementasi dari tiga pilar budaya Cianjur. (Dokumen, Warta Cianjur).

Wartacianjurnews.com – Pasangan calon bupati dan wakil bupati Cianjur nomor urut 2 dan 3 kompak mengkritik implementasi tiga pilar budaya Cianjur Ngaos Mamaos Maenpo yang dinilai kurang kepada masyarakat pada gelaran debat Pilkada ke 2 di salah satu Hotel di kawasan Cipanas, Jum’at 8 Oktober 2024.

Caption foto : DICECAR, Paslon 02 dan Paslon 03 kompak mengkritik Paslon 01 soal implementasi dari tiga pilar budaya Cianjur. (Dokumen, Warta Cianjur).

Dimana, tiga pilar budaya kerap dikampanyekan oleh palson 01 yang merupakan petahana sebagai bagian identitas masyarakat Cianjur.

Calon Wakil Bupati Cianjur dari palson 02 Ramzi Geys Thebe mengaku, mengunjungi beberapa sekolah dan menanyakan langsung kepada para siswa tentang Ngaos Mamaos dan Maenpo tetapi sama sekali tak mengetahui artinya.

Hal itu dinilai Ramzi implementasi dari tiga pilar budaya tidak disosialisasikan dengan baik, padahal telah dibuat Peraturan Daerah (Perda).

“Kami dari Paslon 02 sering mendatangi sekolah-sekolah, bertanya langsung kepada siswa. Mereka tidak tahu apa itu tiga pilar budaya. Padahal pada tahun 2022 pernah dibuat Perda tentang Ngaos Mamaos dan Maenpo,” kata Ramzi.

Di sisi lain, Calon Bupati Cianjur dari Paslon 03, Deden Nasihin sependapat dengan Ramzi tentang kurangnya implementasi dari tiga pilar budaya Ngaos Mamaos dan Maenpo.

“Saya setuju dengan apa yang disampaikan oleh Palson 02, ke depannya Palson 03 berkomitmen akan mengimplementasikan Ngaos Mamaos dan Maenpo dengan cara kami,” kata Deden.

Sementara itu, calon Bupati Cianjur Paslon 01, Herman Suherman mengatakan, klaim sampel dengan datang ke sekolah terkait tidak terimplementasikan tiga pilar budaya tidak benar.

Di samping Herman, Ibang hanya senyum dan sesekali menganguk-angukan kepala.

“Tiga pilar budaya sudah kami lakukan. Cianjur itu luas 32 kecamatan dan 360 desa tidak hanya bisa atau satu dua sekolah saja yang jadi sampel,” tutup dia. (NRS)

 

Comment